Monday 22 September 2014

PeDeKaTe

PERNAH DEKAT KEMUDIAN TERLUPAKAN.
Ini kisah nyata. 
Dulu kami dekat. Bertahun-tahun bersama.
Lalu, karena ada libur yang lumayan lama, kami pun terpisah.
Setelah perpisahan beberapa bulan, aku kembali menemuinya.
Aku tersenyum manis padanya dan dia pun begitu.
Lalu kami pun berbincang-bincang.
Awal pembicaraannya sungguh membuatku terluka dangkal (ga usah dalam2). hahahhaha

Dia  : Aduh, saya lupa. Angkatan tahun berapa kamu? Siapa teman sekelas kamu?
Aku : Angkatan 2010, buk. Teman sekelas saya Sabil, Aan, Awlia, Weni, Yessy.
Dia  : Ah, iya. Seangkatan dengan Sabil. Kemana aja kamu? Sabil, Aan, dan Awlia udah sering konsul sinopsisnya. Si Suci juga udah konsul, tapi masih aja bertele-tele. Eh, Weni dan Yessy itu yang mana ya? Kok saya ga ingat. Yang mana nih orangnya. Itu si Rahma mana? Kamu kan teman dekatnya dia. Kok dia ga pernah muncul lagi? Bukannya kalian serumah? Kok sekarang ga dekat lagi?
Aku  : Saya ga serumah dengan Rahma, bu. Rumah kami jauh.
Dia   : Aduh, kamu ini! Kan bisa sms dia. Gitu aja kok repot. Tahun ini ga ada mahasiswa jurusan sastra inggris yang wisuda. Cuma mahasiswa kependidikan dan linguistik yang wisuda. Ayo, kamu harus wisuda Maret tahun depan. 

Lalu pembicaraan dilanjutkan mengenai sinopsis novel.

Mengenai hal PERNAH DEKAT KEMUDIAN TERLUPAKAN alias PeDeKaTe, bisa  dimaklumi sih. Dari sekian banyak mahasiswa, wajar saja beliau lupa. Apalagi kalau udah lama ga ketemu. WAJAR.
Tak hanya itu, hal ini juga membuktikan kalau beliau udah tua. Wajar orang tua udah mulai pelupa. wkwkwk
Beliau adalah dosen kami tersayang. :-D

*Dari mahasiswa yang pernah dibilang ngawur dan sering dibilang telling story oleh beliau ketika menganalisa karya sastra dikelas. Aku memang ngawur dan suka telling story, buk. Aku akan manfaatkan kedua bakat alami itu sebaik mungkin. Kekuranganku akan menjadi kelebihanku. I love You, buk KN. <3






No comments:

Post a Comment