Hujan itu air. wkwkwk :-P
Lihatlah para pujangga yang dianggap puitis, mereka selalu mengidentikkan hujan dengan kesedihan.
Mentang-mentang hujan dan airmata sama-sama berwujud air serta jatuh dari tempat yang tinggi, eeh dengan seenaknya disama-samakan.
Ya bedalah! *bukan bedah, ya. hahaha
Hujan adalah tanda kegembiraan.
Semua makhluk hidup membutuhkan hujan.
Kalau gak ada hujan, tak akan seimbang siklus air di bumi ini.
Air di bumi ini gak berkurang ataupun berlebih. Air selalu seimbang karena adanya siklus air.
Manusia, tumbuhan, dan binatang membutuhkan air. Salah satu sumber air, ya, dari air hujan.
Nah, bagaimana dengan hujan yang malah menyebabkan bencana?
Itu salah manusia!! Bukan salah hujan!
Kenapa?
Mikir!! :-P
So, berhentilah menyamakan hujan dengan kesedihan. Hujan turun sebagai pembawa kegembiraan bagi yang mengerti arti kehadirannya. Demikian juga halnya dengan aku. Aku lahir dan turun ke hatimu sebagai pembawa kegembiraan untuk hidupmu. wkwkwk
Bagiku hujan tidaklah identik dengan kesedihan. Aku memahaminya sebagai suatu pertanda kegembiraan. Pertanda bahwa aku masih punya awan yang selalu kupuja keindahannya. Kalau hujan tak lagi turun, berarti ada yang menculik awanku! Awas kalau kamu berani mencuri awanku! Aku kentutin!!
Kemaraulah yang identik dengan kesedihan....
#akuNgawur
No comments:
Post a Comment